Kamis, 18 Juli 2019

Sinau di PadhangMbulan Edisi Juli 2019

Pada padhang mbulan edisi ini pak Syaiful mengawali sinau bareng dengan mengajukan tiga pertanyaan.
1. Sebutkan aktivitas disekitarmu yang bersifat dunia dan yang bersifat akhirat
2. Apakah anda setuju dengan sekularisme? Bagaimana pendapatmu tentang sekularisme
3. Faktor apa saja yg membuat anda bergantung dan paling anda harapkan dalam hidup anda?

Jawaban saya berdasarkan yang saya tau:
1. Aktivitas yang bersifat dunia menurut saya apa saja yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan kesenangan dunia, hanya berhenti disitu. Sedangkan aktivitas yang bersifat akhirat adalah aktivitas yang berorientasi pada akhirat atau bertujuan ilaihi roji'un. Menuju akhirat atau Tuhan bagi saya sulit di pahami konsepnya. Bisa di bayang-bayangkan tp sulit jika diterapkan bayangan tersebut pada kehidupan sehari-hari.
Kalau menurut saya lebih gampang pakai ayat dari Allah, "qul inkuntum tuhibbunallaha fattabi'uni". Allah menyuruh kita mengikuti nabi Muhammad. Kalau nabi tidak mungkin menyalahi Al-Qur'an dan menuju Allah. Jika kita ambil satu saja hadis nabi untuk di ikuti, "laa tadkhulul jannata hatta tukminu, walaa tukminu hatta tahabbu, awalla adulluku ala syaiin idza faaltumuuhu tahababtum? Afsus salama bainakum", Nabi Muhammad mengatakan bahwa syarat masuk surga adalah iman, dan syarat kita bisa beriman adalah saling mencintai. Dan hal yang dapat menjadikan kita saling mencintai adalah menebarkan keselamatan. Dengan melakukan segala hal dengan prinsip menebarkan keselamatan dengan niat ittiba' nabi itu sudah aktivitas yang bersifat akhirat.

2. Sekularisme setahu saya adanya pembagian ini urusan dunia dan itu urusan akhirat. Saya tidak setuju dengan konsep tersebut. Kalau kita berpedoman pada firman Allah "Allahu kholiqu kulli syai' " berarti Allah adalah faktor utama berjalannya hidup ini, karena dia adalah pencipta segala sesuatu. Berarti tidak ada hal yang tidak berkaitan dengan Allah. Jadi tidak mungkin orang beragama atau beriman percaya pada hal yang tidak berurusan dengan Tuhan. Meskipun kadang kita yang beriman juga sering lupa dengan hal tersebut. Lupa dengan Tuhan, lupa dengan Akhirat.

3. Yang paling membuat saya bergantung dan paling saya harapkan adalah ketengan hati dan kecerdasan berpikir dalam menjalani hidup. Eh... juga kekuatan untuk menghindari keburukan diri saya sendiri. Mungkin itu yang paling utama bagi saya

Wallahu a'lam

Menturo, 18 Juli 2019